SEJARAH PERJUANGAN MEMBENTUK KABUPATEN ACEH TENGGARA
Judul : SEJARAH PERJUANGAN MEMBENTUK KABUPATEN ACEH TENGGARA
Jenis : nonfiksi
Pada saat itu sekitar tahun 1946 ketiga wilayah ini disatukan dalam satu keluhakan yang dinamakan Keluhakan Aceh Tengah. Sedangkan untuk menentukan siapa pejabat Luhak dan di mana ibu kotanya, diadakan musyawarah antara pejabat kewedanaan dan kepala-kepala negeri. Musyawarah pimpinan dari ketiga wilayah tersebut dilaksanakan di Takengon yang dihadiri masing-masing wilayah sebanyak dua orang tokoh. Pimpinan dari wilayah Gayo Laut dihadiri Abdul Wahab dan Mude Sedang. Tokoh dari Gayo Lues dihadiri M. Saleh Aman Sari dan M. Djalim Umar serta dari Tanah Alas dihadiri A. R. Hajat dan Raja Maribun.
Musyawarah berhasil memilih Abdul Wahab dari Takengon sebagai Luhak dan A. R. Hadjat dari Tanah Alas sebagai Patih yang saat itu berkedudukan di Takengon dengan tugas membantu Luhak menyusun struktur pemerintahan. Mude Sedang sebagai Wedana Takengon, M.Saleh Aman Sari sebagai Wedana Gayo Lues dan Raja Maribun sebagai Wedana Tanah Alas. Hanya saja ketika membicarakan ibu kota Keluhakan, jalannya musyawarah semakin tidak mulus karena masing-masing utusan menginginkan kotanya sebagai ibu kota dengan mengemukakan argumentasinya. Karena musyawarah sedemikian alot maka sebagai jalan tengah akhirnya diambil suatu kesepakatan bahwa ibu kota Keluhakan akan digilir setiap enam bulan. Adapun untuk enam bulan pertama diberi kesempatan kepada Kota Takengon sebagai ibu kota Keluhakan Aceh Tengah, enam bulan kemudian Blangkejeren dan di Kutacane enam bulan berikutnya.
Potongan cerita tersebut merupakan lintasan sejarah awal mula perjuangan membentuk Kabupaten Aceh Tenggara dalam buku ini.
Selamat membaca!
Pemesanan: Whatsapp 0813-6160-2290





.png)